Jumat, 20 November 2009

SEJARAH HIV?AIDS 


Satu Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia, otomatis aku teringat akan satu penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya ini….dan jadi teringat lagi salah satu temenku yang meningal gara- gara

Bagaimana tidak khawatir, kita yang telah dianugerahi oleh sang Pencipta lengkap dengan sistem pertahanan tubuh (imunitas) yang sangat-sangat kompleks untuk kelangsungan hidup malah diserang oleh virus yang berukuran sangat-sangat kecil pada pusat pertahanan, tidak berdaya.

Tergerak hati, untuk membuka-buka kembali sejarah Aids, bagaimana bisa ditemukan, bagaimana asal muasalnya. Teringat aku akan masa di SMU dulu, pernah aku mendapatkan tugas untuk merangkum mengenai penyakit AIDS ini. Tak dinyana, informasi yang selama ini telah aku pahami, bahwa asal muasal virus dari primata sebangsa kera, dibantahkan bahwa Virus HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu.

AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 juni 1981, ketikaCenter for disease Control Prevention A.S mencatat adanya Pneumonia Pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumosystis Jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.

Tiga dari infeksi HIV awal yang diketahui adalah:

1. Sampel plasma diambil tahun 1959 dari laki-laki dewasa yang tinggal di Kinshasa, kini merupakan bagian dari Republik Demokratik Congo.
2. HIV ditemukan pada sampel jaringan dari Robert. R, seorang remaja Afrika-Amerika berusia 15 tahun yang meninggal di St. Louis tahun 1969.
3. HIV ditemukan pada sampel jaringan dari Arvid Noe, pelaut Norwegia yang meninggal sekitar tahun 1976.

RAHASIA DI BALIK ASAL USUL VIRUS AIDS





RAHASIA DI BALIK ASAL USUL VIRUS AIDS


http://dhiez.files.wordpress.com/2008/05/penderita-aids.jpg

Virus HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu. (Jerry D. Gray, Dosa-dosa Media Amerika - Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media Barat, Ufuk Press 2006 h. 192).

Tulisan Allan Cantwell, Jr. M.D. ini mengungkapakan rahasia asal-usul AIDS dan HIV, juga bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling menakutkan kemudian menutup-nutupinya.


“Teori” Monyet Hijau


1.Tidak sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah “senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan menganggap teori konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori monyet hijau Afrika yang dilontarkan para pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti telah membuktikan bahwa teori monyet hijau tidaklah benar. Namun kebanyakan edukator AIDS terus menyampaikan teori ini kepada publik hingga sekarang. Dalam liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah digantikan dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan merupakan asal-usul penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas ilmiah.


2. “Pohon keturunan” filogenetik virus primata (yang hanya dipahami segelintir orang saja) ditampilkan untuk membuktikan bahwa HIV diturunkan dari virus primata yang berdiam di semak Afrika. Analisis data genetika virus ditunjukkan melalui “supercomputer” di Los Alamos, Mexico, menunjukkan bahwa HIV telah “melompati spesies’, dari simpanse ke manusia sekitar tahun 1930 di Afrika.


http://www.topnews.in/health/files/AIDS_0.jpg




Catatan penting: Los Alamos kebetulan saja merupakan sentra pembuatan bom nuklir, hasil persekutuan mata-mata Cina, dan laboratorium tempat dilakukannya eksperimen rahasia radiasi manusia terhadap penduduk sipil yang tidak merasa curiga. Eksperimen ini telah dilakukan sejak tahun 1940-an hingga awal epidemik AIDS.


Eksperimen Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)


Ribuan pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis B yang “disponsori pemerintah AS” di New York, Los Angeles, dan San Fransisco. Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal dengan AIDS. Di awal 1970-an, vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam tubuh simpanse. Sekarang hewan ini dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya HIV. Banyak orang masih merasa takut mendapat vaksin hepatitis B lantaran asalnya yang terkait dengan pria gay dan AIDS. Para dokter senior masih bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis awalnya dibuat dari kumpulan serum darah para homoseksual yang terinfeksi hepatitis.


Kemungkinan besar HIV “masuk” ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini. Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.


Apakah jenis virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan AIDS? Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di New York diketahui mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun sebelum AIDS menjadi penyakit “resmi’). Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki kejadian HIV tertinggi dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk Afrika, yang dianggap sebagai tempat kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga menghebohkan adalah bahwa kasus AIDS di Afrika yang dapat dibuktikan baru muncul setelah tahun 1982. Sejumlah peneliti yakin bahwa eksperimen vaksin inilah yang berfungsi sebagai saluran tempat “berjangkitnya” HIV ke populasi gay di Amerika. Namun hingga sekarang para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun antara AIDS dengan vaksin tersebut.


http://www.soulbounce.com/soul/2007/11/30/brushstroke_aids_ribbon.jpg


Umum diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada orang heteroseksual, sementara di Amerika Serikat AIDS hanya berjangkit pada kalangan pria gay. Meskipun pada awalnya diberitahukan kepada publik bahwa “tak seorang pun kebal AIDS”, faktanya hingga sekarang ini (20 tahun setelah kasus pertama AIDS), 80% kasus AIDS baru di Amerika Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika, dan pasangan seksual mereka. Mengapa demikian? Tentunya HIV tidak mendiskriminasi preferensi seksual atau ras tertentu. Apakah benar demikian?


Keserupaan dengan FLU Burung


Di pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rektum, itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay


Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika, HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual.


Para pakar AIDS telah memeberitahukan bahawa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat di Afrika! Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi kelamin gay?



Telah diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun 1970, para ilmuwan perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya virus) tertentu yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial “tertentu”. Setidaknya tahun 1997, Stephen O’Brien dan Michael Dean dari Laboratorium Keanekaragaman Genom di National Cancer Institute menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang kulit putih memiliki gen resisten-AIDS, sementara orang kulit hitam Afrika tidak memiliki gen semacam itu sama sekali. Kelihatannya, AIDS semakin merupakan “virus buatan manusia yang menyerang ras tertentu” dibandingkan peristiwa alamiah.


Berkat bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh dunia sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan virus ini. Di tahun 1981, pejabat kesehatan memastikan “masyarakat umum” bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. “AIDS adalah penyakit gay” adalah jargon yang sering dikumandangkan media.


Setidaknya tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, “Saya pribadi belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena virus (AIDS) dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual .” Gallo melanjutkan, “AIDS tak akan menjadi bahaya yang tak bisa teratasi bagi masyarakat umum.” Apakah ini sekedar spekulasi ataukah Gallo mengetahui sesuatu yang tidak ia ceritakan?

Kamis, 19 November 2009

50,2 % Penularan HIV lewat Seks


Abimanyu
Petugas rumah sakit mengunjungi pasien penderita AIDS untuk memberikan konsultasi dan dukungan di Rumah Sakit Prof Dr Sulianti Suroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (1/12). Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS hingga Maret 2008 tercatat 11.868 kasus dari 32 provinsi dengan perbandingan rasio penderita antara laki-laki dan perempuan 3,79:1.
[JAKARTA] Tingkat penularan HIV melalui hubungan seksual berisiko di Indonesia menurut data Departemen Kesehatan sampai September 2008, mencapai 50,2 persen.
Data tersebut, juga menunjukkan hampir 1.800 orang yang positif HIV adalah anak di bawah usia 15 tahun akibat tertular dari ibunya, dan sekitar 1.400 anak meninggal, karena AIDS.
"Maka, diperlukan pencegahan supaya angka penyebaran HIV, baik dari prostitusi maupun penurunan dari ibu ke anak, dapat berkurang dari tahun ke tahun, salah satunya dengan kampanye penggunaan kondom di masyarakat," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS, Nafsiah Mboi, dalam Pekan Kondom Nasional (PKN) 2008 bertemakan Gunakan Kondom dan Selamatkan Banyak Jiwa, di Jakarta, Senin (1/12).
Penyebaran HIV terkait dengan prostitusi yang tidak menggunakan kondom. Akibat hubungan seksual tersebut penyakit dapat menular ke para ibu rumah tangga yang kemudian melahirkan anak yang mungkin akan tertular HIV dari ibunya.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Masyarakat, Aburizal Bakrie dalam kesempatan tersebut mengatakan, pentingnya penggunaan kondom perlu dipahami masyarakat. Sebab, dalam setiap hubungan seksual yang berisiko kehamilan yang tidak direncanakan atau penularan HIV, selain menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab juga akan dapat menyelamatkan banyak jiwa.

Batasi Kondom
Sebaliknya, Aliansi Peduli Moral Bangsa di Bandung, Jawa Barat, justru meminta pemerintah untuk memperketat aturan terkait distribusi kondom di Indonesia. Belasan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi tersebut memandang kampanye pencegahan dan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS dengan menyarankan penggunaan kondom bukanlah solusi yang tepat.
Koordinator Aliansi Peduli Moral Bangsa, Irma Budiarti Sukmawati menyatakan, kampanye itu malah menjadikan remaja dan mahasiswa lebih berpeluang untuk melakukan pergaulan bebas. "Harapannya, kalau ada regulasi dari pemerintah, seks bebas bisa ditekan," tegasnya dalam aksi memperingati Hari AIDS Sedunia di Bandung, Senin (1/12).
Sementara di Riau, pengamat kesehatan yang juga mantan Kepala Dinas Kesehatan Riau dr Ekmal Rusdi mengatakan, melihat jumlah penderita HIV/AIDS di Riau yang mencapai 301 orang, semua elemen masyarakat harus waspada.

Terbesar Keempat
Sedangkan dari Surabaya dilaporkan, penderita HIV di Provinsi Jawa Timur (Jatim), selama 2008 tercatat tidak kurang dari 3.188 orang, sedangkan penyandang AIDS mencapai 2.490 orang. Dari jumlah itu, setidaknya sudah 575 orang meninggal dunia dan sisanya masih dalam perawatan intensif.
"Yang sangat memprihatinkan adalah, setiap tahunnya status orang dengan HIV/AIDS (ODHA) meningkat. Namun berapa persentasenya, ini yang masih dihitung karena memang terlalu sulit akibat ODHA relatif tertutup dengan siapa pun termasuk dengan dokter," ujar Kasubdin Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Jatim, dr Budi Rahayu menjawab SP di Surabaya, Senin.
Menurut statistik yang ada di Departemen Kesehatan (Depkes) Pusat, Jatim disebutkan merupakan penyumbang terbesar kasus HIV/AIDS di Indonesia setelah Jakarta, Papua dan Jawa Barat. Karena banyaknya penderita, Jatim kemudian menjadi provinsi prioritas penanggulangan HIV/AIDS.
Di Bengkulu, mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Bengkulu minta KPA daerah ini dibubarkan saja. Pasalnya, lembaga yang sudah dibentuk hampir setahun di Bengkulu sampai sekarang belum memberikan kontribusi sama sekali terhadap penanggulangan HIV/AIDS di daerah ini. [ODA/MUL/070/080/143]

Last modified: 2/12/08

Penderita HIV/AIDS di Jaktim 29 Orang

 

istimewa
Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Jakarta Timur masih tergolong tinggi. Saat ini jumlah penderita mencapai 29 orang, delapan diantaranya merupakan pengidap HIV, sedangkan 20 orang penderita AIDS dan satu dinyatakan meninggal dunia.
Hingga akhir tahun nanti, jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah Jaktim diprediksi melonjak tajam. Perkirakan itu bukan tanpa alasan. Sebab, jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah itu setiap tahun terus bertambah. Tahun 2006 lalu tercatat 43 orang, 25 orang diantaranya merupakan pengidap HIV, sedangkan 18 orang lainnya merupakan penderita AIDS. Setahun kemudian, jumlah penderita HIV/AIDS meningkat menjadi 75 orang, 38 orang diantaranya adalah pengidap HIV, sedangkan 37 orang lainnya penderita AIDS.
Bambang Satrio Wibowo, Koordinator HIV/AIDS Suku Dinas Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Jakarta Timur menuturkan, pada umumnya pengidap HIV itu enggan untuk melakukan pemeriksaan sampel darah. Karena itu, sulit untuk mendeteksi potensi perkembangan fasenya hingga menyebabkan AIDS. “Saat kondisinya sudah parah atau masuk dalam fase AIDS mereka akan mudah diketahui.  HIV itu adalah fase awal sebelum AIDS. Justru pada fase ini yang paling sulit terdeteksi dan sangat rentan menular kerena penderita tidak tahu bahwa mereka terjangkit virus HIV," ujar Bambang, Sabtu (21/6).
Media penularan HIV/AIDS ini, kata Bambang, dapat disebabkan oleh pemakaian jarum suntik secara bergantian dan hubungan seks bebas. Bahkan ia mengakui di Jakarta Timur ini masih banyak wilayah yang rawan narkoba dan prostitusi. Karena itu, penderita HIV/AIDS di Jakarta Timur ini hampir tersebar secara merata di 10 kecamatan. Dari 65 kelurahan yang ada, 30 kelurahan diantaranya merupakan daerah rawan penularan HIV/AIDS.

 
Penulis: nurito
Sumber: nurito
Persepsi Salah Tentang HIV/AIDS


AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang sampai sekarang belum ditemukan obat dan vaksinnya yang benar-benar bermanfaat untuk mengatasi AIDS. Itulah sebabnya AIDS merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. Munculnya anggapan yang salah terhadap tindakan dan prilaku sehubungan dengan HIV/AIDS semakin mengukuhkan penyakit ini untuk ditakuti.
Oleh sebab itu perlu diketahui bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui:
  • Bekerja bersama orang yang terkena infeksi HIV.
  • Gigitan nyamuk atau serangga lain.
  • Sentuhan tangan atau saling pelukan.
  • Hubungan Seks dengan menggunakan kondom.
  • Penggunaan alat makan bersama.
  • Penggunaan toilet bersama.
  • Semprotan bersin atau batuk.
     
     
     
     
     
     
Mencegah HIV/AIDS
Cara mencegah masuknya suatu penyakit secara umum di antaranya dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat, berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat. Beberapa tindakan untuk menghindari dari HIV/AIDS antara lain:
  • Hindarkan hubungan seksual diluar nikah dan usahakan hanya berhubungan dengan satu pasangan seksual.

  • Pergunakan selalu kondom, terutama bagi kelompok perilaku resiko tinggi.

  • Seorang ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata positif HIV sebaiknya jangan hamil, karena bisa memindahkan virusnya kepada janin yang dikandungnya. Akan bila berkeinginan hamil hendaknya selalu berkonsultasi dengan dokter.
  • Orang-orang yang tergolong pada kelompok perilaku resiko tinggi hendaknya tidak menjadi donor darah.

  • Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti; akupunktur, jarum tatto, jarum tindik, hendaknya hanya sekali pakai dan harus terjamin sterilitasnya.

  • Jauhi narkoba, karena sudah terbukti bahwa penyebaran HIV/AIDS di kalangan panasun (pengguna narkoba suntik) 3-5 kali lebih cepat dibanding perilaku risiko lainnya. Di Kampung Bali Jakarta 9 dari 10 penasun positif HIV.


Gejala Orang yang Terinfeksi HIV/AIDS

Sebenarnya belum ada ditemukan gejala-gejala yang pasti untuk menentukan seseorang terkena HIV/AIDS kecuali harus melalui tes darah. Namun gejala-gejala yang umum orang yang tertular HIV/AIDS biasanya adalah:

*
Berat badan turun secara mencolok, biasanya lebih dari 10% dalam waktu 1 bulan;

*
Demam lebih dari 38oC, disertai keringat tanpa sebab yang jelas pada malam hari;
*

*
Diare kronis lebih dari 1 bulan;



*
Rasa lelah berkepanjangan;
*

*
Pembesaran kelenjar getah bening yang menetap, biasanya di sekitar leher dan lipatan paha;

*
Gatal-gatal;

*
Herpes kulit; serta

*
Kelainan lain pada kulit, rambut, mata, rongga mulut, alat kelamin dan lainnya.