50,2 % Penularan HIV lewat Seks
Abimanyu
Petugas rumah sakit mengunjungi pasien penderita AIDS untuk memberikan konsultasi dan dukungan di Rumah Sakit Prof Dr Sulianti Suroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (1/12). Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS hingga Maret 2008 tercatat 11.868 kasus dari 32 provinsi dengan perbandingan rasio penderita antara laki-laki dan perempuan 3,79:1.
[JAKARTA] Tingkat penularan HIV melalui hubungan seksual berisiko di Indonesia menurut data Departemen Kesehatan sampai September 2008, mencapai 50,2 persen.
Data tersebut, juga menunjukkan hampir 1.800 orang yang positif HIV adalah anak di bawah usia 15 tahun akibat tertular dari ibunya, dan sekitar 1.400 anak meninggal, karena AIDS.
"Maka, diperlukan pencegahan supaya angka penyebaran HIV, baik dari prostitusi maupun penurunan dari ibu ke anak, dapat berkurang dari tahun ke tahun, salah satunya dengan kampanye penggunaan kondom di masyarakat," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS, Nafsiah Mboi, dalam Pekan Kondom Nasional (PKN) 2008 bertemakan Gunakan Kondom dan Selamatkan Banyak Jiwa, di Jakarta, Senin (1/12).
Penyebaran HIV terkait dengan prostitusi yang tidak menggunakan kondom. Akibat hubungan seksual tersebut penyakit dapat menular ke para ibu rumah tangga yang kemudian melahirkan anak yang mungkin akan tertular HIV dari ibunya.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Masyarakat, Aburizal Bakrie dalam kesempatan tersebut mengatakan, pentingnya penggunaan kondom perlu dipahami masyarakat. Sebab, dalam setiap hubungan seksual yang berisiko kehamilan yang tidak direncanakan atau penularan HIV, selain menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab juga akan dapat menyelamatkan banyak jiwa.
Batasi Kondom
Sebaliknya, Aliansi Peduli Moral Bangsa di Bandung, Jawa Barat, justru meminta pemerintah untuk memperketat aturan terkait distribusi kondom di Indonesia. Belasan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi tersebut memandang kampanye pencegahan dan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS dengan menyarankan penggunaan kondom bukanlah solusi yang tepat.
Koordinator Aliansi Peduli Moral Bangsa, Irma Budiarti Sukmawati menyatakan, kampanye itu malah menjadikan remaja dan mahasiswa lebih berpeluang untuk melakukan pergaulan bebas. "Harapannya, kalau ada regulasi dari pemerintah, seks bebas bisa ditekan," tegasnya dalam aksi memperingati Hari AIDS Sedunia di Bandung, Senin (1/12).
Sementara di Riau, pengamat kesehatan yang juga mantan Kepala Dinas Kesehatan Riau dr Ekmal Rusdi mengatakan, melihat jumlah penderita HIV/AIDS di Riau yang mencapai 301 orang, semua elemen masyarakat harus waspada.
Terbesar Keempat
Sedangkan dari Surabaya dilaporkan, penderita HIV di Provinsi Jawa Timur (Jatim), selama 2008 tercatat tidak kurang dari 3.188 orang, sedangkan penyandang AIDS mencapai 2.490 orang. Dari jumlah itu, setidaknya sudah 575 orang meninggal dunia dan sisanya masih dalam perawatan intensif.
"Yang sangat memprihatinkan adalah, setiap tahunnya status orang dengan HIV/AIDS (ODHA) meningkat. Namun berapa persentasenya, ini yang masih dihitung karena memang terlalu sulit akibat ODHA relatif tertutup dengan siapa pun termasuk dengan dokter," ujar Kasubdin Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Jatim, dr Budi Rahayu menjawab SP di Surabaya, Senin.
Menurut statistik yang ada di Departemen Kesehatan (Depkes) Pusat, Jatim disebutkan merupakan penyumbang terbesar kasus HIV/AIDS di Indonesia setelah Jakarta, Papua dan Jawa Barat. Karena banyaknya penderita, Jatim kemudian menjadi provinsi prioritas penanggulangan HIV/AIDS.
Di Bengkulu, mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Bengkulu minta KPA daerah ini dibubarkan saja. Pasalnya, lembaga yang sudah dibentuk hampir setahun di Bengkulu sampai sekarang belum memberikan kontribusi sama sekali terhadap penanggulangan HIV/AIDS di daerah ini. [ODA/MUL/070/080/143]
Last modified: 2/12/08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar