SEJARAH HIV?AIDS
Satu Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia, otomatis aku teringat akan satu penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya ini….dan jadi teringat lagi salah satu temenku yang meningal gara- gara
Bagaimana tidak khawatir, kita yang telah dianugerahi oleh sang Pencipta lengkap dengan sistem pertahanan tubuh (imunitas) yang sangat-sangat kompleks untuk kelangsungan hidup malah diserang oleh virus yang berukuran sangat-sangat kecil pada pusat pertahanan, tidak berdaya.
Tergerak hati, untuk membuka-buka kembali sejarah Aids, bagaimana bisa ditemukan, bagaimana asal muasalnya. Teringat aku akan masa di SMU dulu, pernah aku mendapatkan tugas untuk merangkum mengenai penyakit AIDS ini. Tak dinyana, informasi yang selama ini telah aku pahami, bahwa asal muasal virus dari primata sebangsa kera, dibantahkan bahwa Virus HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu.
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 juni 1981, ketikaCenter for disease Control Prevention A.S mencatat adanya Pneumonia Pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumosystis Jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.
Tiga dari infeksi HIV awal yang diketahui adalah:
1. Sampel plasma diambil tahun 1959 dari laki-laki dewasa yang tinggal di Kinshasa, kini merupakan bagian dari Republik Demokratik Congo.
2. HIV ditemukan pada sampel jaringan dari Robert. R, seorang remaja Afrika-Amerika berusia 15 tahun yang meninggal di St. Louis tahun 1969.
3. HIV ditemukan pada sampel jaringan dari Arvid Noe, pelaut Norwegia yang meninggal sekitar tahun 1976.
Jumat, 20 November 2009
RAHASIA DI BALIK ASAL USUL VIRUS AIDS
RAHASIA DI BALIK ASAL USUL VIRUS AIDS
Virus HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu. (Jerry D. Gray, Dosa-dosa Media Amerika - Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media Barat, Ufuk Press 2006 h. 192).
Tulisan Allan Cantwell, Jr. M.D. ini mengungkapakan rahasia asal-usul AIDS dan HIV, juga bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling menakutkan kemudian menutup-nutupinya.
“Teori” Monyet Hijau
1.Tidak sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah “senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan menganggap teori konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori monyet hijau Afrika yang dilontarkan para pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti telah membuktikan bahwa teori monyet hijau tidaklah benar. Namun kebanyakan edukator AIDS terus menyampaikan teori ini kepada publik hingga sekarang. Dalam liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah digantikan dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan merupakan asal-usul penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas ilmiah.
2. “Pohon keturunan” filogenetik virus primata (yang hanya dipahami segelintir orang saja) ditampilkan untuk membuktikan bahwa HIV diturunkan dari virus primata yang berdiam di semak Afrika. Analisis data genetika virus ditunjukkan melalui “supercomputer” di Los Alamos, Mexico, menunjukkan bahwa HIV telah “melompati spesies’, dari simpanse ke manusia sekitar tahun 1930 di Afrika.
Eksperimen Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)
Ribuan pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis B yang “disponsori pemerintah AS” di New York, Los Angeles, dan San Fransisco. Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal dengan AIDS. Di awal 1970-an, vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam tubuh simpanse. Sekarang hewan ini dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya HIV. Banyak orang masih merasa takut mendapat vaksin hepatitis B lantaran asalnya yang terkait dengan pria gay dan AIDS. Para dokter senior masih bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis awalnya dibuat dari kumpulan serum darah para homoseksual yang terinfeksi hepatitis.
Kemungkinan besar HIV “masuk” ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini. Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.
Apakah jenis virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan AIDS? Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di New York diketahui mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun sebelum AIDS menjadi penyakit “resmi’). Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki kejadian HIV tertinggi dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk Afrika, yang dianggap sebagai tempat kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga menghebohkan adalah bahwa kasus AIDS di Afrika yang dapat dibuktikan baru muncul setelah tahun 1982. Sejumlah peneliti yakin bahwa eksperimen vaksin inilah yang berfungsi sebagai saluran tempat “berjangkitnya” HIV ke populasi gay di Amerika. Namun hingga sekarang para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun antara AIDS dengan vaksin tersebut.
Keserupaan dengan FLU Burung
Di pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rektum, itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay
Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika, HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual.
Para pakar AIDS telah memeberitahukan bahawa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat di Afrika! Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi kelamin gay?
Telah diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun 1970, para ilmuwan perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya virus) tertentu yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial “tertentu”. Setidaknya tahun 1997, Stephen O’Brien dan Michael Dean dari Laboratorium Keanekaragaman Genom di National Cancer Institute menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang kulit putih memiliki gen resisten-AIDS, sementara orang kulit hitam Afrika tidak memiliki gen semacam itu sama sekali. Kelihatannya, AIDS semakin merupakan “virus buatan manusia yang menyerang ras tertentu” dibandingkan peristiwa alamiah.
Berkat bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh dunia sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan virus ini. Di tahun 1981, pejabat kesehatan memastikan “masyarakat umum” bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. “AIDS adalah penyakit gay” adalah jargon yang sering dikumandangkan media.
Setidaknya tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, “Saya pribadi belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena virus (AIDS) dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual .” Gallo melanjutkan, “AIDS tak akan menjadi bahaya yang tak bisa teratasi bagi masyarakat umum.” Apakah ini sekedar spekulasi ataukah Gallo mengetahui sesuatu yang tidak ia ceritakan?
Kamis, 19 November 2009
50,2 % Penularan HIV lewat Seks
Abimanyu
Petugas rumah sakit mengunjungi pasien penderita AIDS untuk memberikan konsultasi dan dukungan di Rumah Sakit Prof Dr Sulianti Suroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (1/12). Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS hingga Maret 2008 tercatat 11.868 kasus dari 32 provinsi dengan perbandingan rasio penderita antara laki-laki dan perempuan 3,79:1.
[JAKARTA] Tingkat penularan HIV melalui hubungan seksual berisiko di Indonesia menurut data Departemen Kesehatan sampai September 2008, mencapai 50,2 persen.
Data tersebut, juga menunjukkan hampir 1.800 orang yang positif HIV adalah anak di bawah usia 15 tahun akibat tertular dari ibunya, dan sekitar 1.400 anak meninggal, karena AIDS.
"Maka, diperlukan pencegahan supaya angka penyebaran HIV, baik dari prostitusi maupun penurunan dari ibu ke anak, dapat berkurang dari tahun ke tahun, salah satunya dengan kampanye penggunaan kondom di masyarakat," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS, Nafsiah Mboi, dalam Pekan Kondom Nasional (PKN) 2008 bertemakan Gunakan Kondom dan Selamatkan Banyak Jiwa, di Jakarta, Senin (1/12).
Penyebaran HIV terkait dengan prostitusi yang tidak menggunakan kondom. Akibat hubungan seksual tersebut penyakit dapat menular ke para ibu rumah tangga yang kemudian melahirkan anak yang mungkin akan tertular HIV dari ibunya.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Masyarakat, Aburizal Bakrie dalam kesempatan tersebut mengatakan, pentingnya penggunaan kondom perlu dipahami masyarakat. Sebab, dalam setiap hubungan seksual yang berisiko kehamilan yang tidak direncanakan atau penularan HIV, selain menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab juga akan dapat menyelamatkan banyak jiwa.
Batasi Kondom
Sebaliknya, Aliansi Peduli Moral Bangsa di Bandung, Jawa Barat, justru meminta pemerintah untuk memperketat aturan terkait distribusi kondom di Indonesia. Belasan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi tersebut memandang kampanye pencegahan dan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS dengan menyarankan penggunaan kondom bukanlah solusi yang tepat.
Koordinator Aliansi Peduli Moral Bangsa, Irma Budiarti Sukmawati menyatakan, kampanye itu malah menjadikan remaja dan mahasiswa lebih berpeluang untuk melakukan pergaulan bebas. "Harapannya, kalau ada regulasi dari pemerintah, seks bebas bisa ditekan," tegasnya dalam aksi memperingati Hari AIDS Sedunia di Bandung, Senin (1/12).
Sementara di Riau, pengamat kesehatan yang juga mantan Kepala Dinas Kesehatan Riau dr Ekmal Rusdi mengatakan, melihat jumlah penderita HIV/AIDS di Riau yang mencapai 301 orang, semua elemen masyarakat harus waspada.
Terbesar Keempat
Sedangkan dari Surabaya dilaporkan, penderita HIV di Provinsi Jawa Timur (Jatim), selama 2008 tercatat tidak kurang dari 3.188 orang, sedangkan penyandang AIDS mencapai 2.490 orang. Dari jumlah itu, setidaknya sudah 575 orang meninggal dunia dan sisanya masih dalam perawatan intensif.
"Yang sangat memprihatinkan adalah, setiap tahunnya status orang dengan HIV/AIDS (ODHA) meningkat. Namun berapa persentasenya, ini yang masih dihitung karena memang terlalu sulit akibat ODHA relatif tertutup dengan siapa pun termasuk dengan dokter," ujar Kasubdin Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Jatim, dr Budi Rahayu menjawab SP di Surabaya, Senin.
Menurut statistik yang ada di Departemen Kesehatan (Depkes) Pusat, Jatim disebutkan merupakan penyumbang terbesar kasus HIV/AIDS di Indonesia setelah Jakarta, Papua dan Jawa Barat. Karena banyaknya penderita, Jatim kemudian menjadi provinsi prioritas penanggulangan HIV/AIDS.
Di Bengkulu, mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Bengkulu minta KPA daerah ini dibubarkan saja. Pasalnya, lembaga yang sudah dibentuk hampir setahun di Bengkulu sampai sekarang belum memberikan kontribusi sama sekali terhadap penanggulangan HIV/AIDS di daerah ini. [ODA/MUL/070/080/143]
Last modified: 2/12/08
Penderita HIV/AIDS di Jaktim 29 Orang
istimewa
Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Jakarta Timur masih tergolong tinggi. Saat ini jumlah penderita mencapai 29 orang, delapan diantaranya merupakan pengidap HIV, sedangkan 20 orang penderita AIDS dan satu dinyatakan meninggal dunia.Hingga akhir tahun nanti, jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah Jaktim diprediksi melonjak tajam. Perkirakan itu bukan tanpa alasan. Sebab, jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah itu setiap tahun terus bertambah. Tahun 2006 lalu tercatat 43 orang, 25 orang diantaranya merupakan pengidap HIV, sedangkan 18 orang lainnya merupakan penderita AIDS. Setahun kemudian, jumlah penderita HIV/AIDS meningkat menjadi 75 orang, 38 orang diantaranya adalah pengidap HIV, sedangkan 37 orang lainnya penderita AIDS.
Bambang Satrio Wibowo, Koordinator HIV/AIDS Suku Dinas Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Jakarta Timur menuturkan, pada umumnya pengidap HIV itu enggan untuk melakukan pemeriksaan sampel darah. Karena itu, sulit untuk mendeteksi potensi perkembangan fasenya hingga menyebabkan AIDS. “Saat kondisinya sudah parah atau masuk dalam fase AIDS mereka akan mudah diketahui. HIV itu adalah fase awal sebelum AIDS. Justru pada fase ini yang paling sulit terdeteksi dan sangat rentan menular kerena penderita tidak tahu bahwa mereka terjangkit virus HIV," ujar Bambang, Sabtu (21/6).
Media penularan HIV/AIDS ini, kata Bambang, dapat disebabkan oleh pemakaian jarum suntik secara bergantian dan hubungan seks bebas. Bahkan ia mengakui di Jakarta Timur ini masih banyak wilayah yang rawan narkoba dan prostitusi. Karena itu, penderita HIV/AIDS di Jakarta Timur ini hampir tersebar secara merata di 10 kecamatan. Dari 65 kelurahan yang ada, 30 kelurahan diantaranya merupakan daerah rawan penularan HIV/AIDS.
Sumber: nurito
Persepsi Salah Tentang HIV/AIDS
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang sampai sekarang belum ditemukan obat dan vaksinnya yang benar-benar bermanfaat untuk mengatasi AIDS. Itulah sebabnya AIDS merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. Munculnya anggapan yang salah terhadap tindakan dan prilaku sehubungan dengan HIV/AIDS semakin mengukuhkan penyakit ini untuk ditakuti.
Oleh sebab itu perlu diketahui bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui:
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang sampai sekarang belum ditemukan obat dan vaksinnya yang benar-benar bermanfaat untuk mengatasi AIDS. Itulah sebabnya AIDS merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. Munculnya anggapan yang salah terhadap tindakan dan prilaku sehubungan dengan HIV/AIDS semakin mengukuhkan penyakit ini untuk ditakuti.
Oleh sebab itu perlu diketahui bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui:
- Bekerja bersama orang yang terkena infeksi HIV.
- Gigitan nyamuk atau serangga lain.
- Sentuhan tangan atau saling pelukan.
- Hubungan Seks dengan menggunakan kondom.
- Penggunaan alat makan bersama.
- Penggunaan toilet bersama.
- Semprotan bersin atau batuk.
Mencegah HIV/AIDS
Cara mencegah masuknya suatu penyakit secara umum di antaranya dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat, berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat. Beberapa tindakan untuk menghindari dari HIV/AIDS antara lain:
Cara mencegah masuknya suatu penyakit secara umum di antaranya dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat, berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat. Beberapa tindakan untuk menghindari dari HIV/AIDS antara lain:
- Hindarkan hubungan seksual diluar nikah dan usahakan hanya berhubungan dengan satu pasangan seksual.
- Pergunakan selalu kondom, terutama bagi kelompok perilaku resiko tinggi.
- Seorang ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata positif HIV sebaiknya jangan hamil, karena bisa memindahkan virusnya kepada janin yang dikandungnya. Akan bila berkeinginan hamil hendaknya selalu berkonsultasi dengan dokter.
- Orang-orang yang tergolong pada kelompok perilaku resiko tinggi hendaknya tidak menjadi donor darah.
- Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti; akupunktur, jarum tatto, jarum tindik, hendaknya hanya sekali pakai dan harus terjamin sterilitasnya.
- Jauhi narkoba, karena sudah terbukti bahwa penyebaran HIV/AIDS di kalangan panasun (pengguna narkoba suntik) 3-5 kali lebih cepat dibanding perilaku risiko lainnya. Di Kampung Bali Jakarta 9 dari 10 penasun positif HIV.
Gejala Orang yang Terinfeksi HIV/AIDS
Sebenarnya belum ada ditemukan gejala-gejala yang pasti untuk menentukan seseorang terkena HIV/AIDS kecuali harus melalui tes darah. Namun gejala-gejala yang umum orang yang tertular HIV/AIDS biasanya adalah:
*
Berat badan turun secara mencolok, biasanya lebih dari 10% dalam waktu 1 bulan;
*
Demam lebih dari 38oC, disertai keringat tanpa sebab yang jelas pada malam hari;
*
*
Diare kronis lebih dari 1 bulan;
*
Rasa lelah berkepanjangan;
*
*
Pembesaran kelenjar getah bening yang menetap, biasanya di sekitar leher dan lipatan paha;
*
Gatal-gatal;
*
Herpes kulit; serta
*
Kelainan lain pada kulit, rambut, mata, rongga mulut, alat kelamin dan lainnya.
Cara HIV/AIDS Ditularkan
AIDS adalah salah satu penyakit yang menular. Namun penularannya tak semudah seperti virus influenza atau virus-virus lainnya. Virus HIV dapat hidup di seluruh cairan tubuh manusia, akan tetapi yang mempunyai kemampuan untuk menularkan kepada orang lain hanya HIV yang berada dalam: darah, cairan vagina dan sperma.
Cara penularan HIV/AIDS yang diketahui adalah melalui:
*
Transfusi darah dari pengidap HIV;
*
Berhubungan seks dengan pengidap HIV;
*
Sebagian kecil (25-30%) ibu hamil pengidap HIV kepada janinnya.
*
Alat suntik atau jarum suntik/alat tatoo/tindik yang dipakai bersama dengan penderita HIV/AIDS; serta
*
Air susu ibu pengidap AIDS kepada anak susuannya.
Laporan PBB:
Jumlah Penderita AIDS di Dunia Lebih dari 40 Juta
Laporan PBB yang dikeluarkan hari Senin menyatakan jumlah orang yang terinfeksi HIV mencapai angka tertinggi sejauh ini. Dalam waktu sama, kata laporan, tingkat infeksi HIV menurun di Kenya, Zimbabwe, dan beberapa bagian Karibia. Dikatakan tampaknya perubahan dalam prilaku berada di belakang turunnya tingkat infeksi di negara-negara itu.
Laporan tahunan terbaru tentang epidemi AIDS menaksir dalam tahun 2005 ada 5 juta orang yang terinfeksi. Itu membuat jumlah yang terinfeksi di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta orang. Lebih dari 3 juta orang meninggal dunia akibat penyakit yang bertalian dengan AIDS dalam tahun 2005.
Laporan menekankan perlunya memadukan pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit itu. Juga dikatakan bahwa pengobatan AIDS sudah amat maju dalam dua tahun terakhir mencegah kematian lebih 250 ribu orang tahun ini saja.
Jumlah Penderita AIDS di Dunia Lebih dari 40 Juta
22/11/2005
Laporan PBB yang dikeluarkan hari Senin menyatakan jumlah orang yang terinfeksi HIV mencapai angka tertinggi sejauh ini. Dalam waktu sama, kata laporan, tingkat infeksi HIV menurun di Kenya, Zimbabwe, dan beberapa bagian Karibia. Dikatakan tampaknya perubahan dalam prilaku berada di belakang turunnya tingkat infeksi di negara-negara itu.
Laporan tahunan terbaru tentang epidemi AIDS menaksir dalam tahun 2005 ada 5 juta orang yang terinfeksi. Itu membuat jumlah yang terinfeksi di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta orang. Lebih dari 3 juta orang meninggal dunia akibat penyakit yang bertalian dengan AIDS dalam tahun 2005.
Laporan menekankan perlunya memadukan pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit itu. Juga dikatakan bahwa pengobatan AIDS sudah amat maju dalam dua tahun terakhir mencegah kematian lebih 250 ribu orang tahun ini saja.
Tips Mencegah HIV/AIDS
SEKSOLOG Dr. Boyke Dian Nugraha menjelaskan bahwa penyakit HIV/AIDS adalah salah satu penyakit mematikan yang saat ini belum ditemukan obatnya. Namun menurutnya, ada lima langkah yang dapat dilakukan guna mencegah penularan penyakit tersebut :
Seseorang yang sering melakukan hubungan seks bebas, menurut Boyke dipastikan akan tertular penyakit HIV / AIDS ini
2. Setiap pria atau wanita harus setia kepada pasangan masing-masing. Sehingga diharapkan dapat mengurangi masuknya virus HIV yang dapat menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia. Setiap pasangan harus selalu menjaga hubungan mereka agar harmonis sehingga hubungan seks dengan yang bukan pasangannya dapat dihindarkan.
3. Apabila langkah 1 dan 2 tidak dapat dilakukan, sebaiknya saat melakukan hubungan seks selalu menggunakan kondom. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya virus dari pasangan seks mereka.
4. Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian khususnya bagi para generasi muda, karena jarum yang digunakan belum tentu seteril.
5. Hindari penularan melalui transfusi darah dengan cara selektif dan ketat.
5 FAKTA TENTANG HIV/AIDS YANG PENTING DIKETAHUI
Kasus HIV/AIDS di Indonesia makin mengkhawatirkan. Di Indonesia secara kumulatif kasus pengidap HIV dan AIDS mulai Januari 1987 hingga 31 Maret 2009 terdiri dari HIV 6.668 kasus, AIDS 16.964 kasus. Proporsi kumulatif untuk kasus AIDS menurut golongan usia, antara lain di bawah usia satu tahun mencapai 135, usia satu hingga empat tahun mencapai 175, usia lima hingga empat belas tahun mencapai 88.
Salah satu saksi bisa akhir hidup dari seorang penderita HIV yang diabadikan di Museum HIV-AIDS di Thailand
Pengidap HIV yang sudah parah dan menanti ajal, (saat ini sudah meninggal)
Sebagaimana dikutip ruanghati.com dari Kompas, usia lima belas hingga sembilan belas tahun mencapai 522, usia dua puluh hingga dua puluh sembilan tahun mencapai 8.567 kasus. Sedangkan usia 30 hingga 39 tahun mencapai 4.997, usia 40 hingga 49 tahun mencapai 1.427, usia 50 hingga 59 tahun mencapai 404, usia di atas 60 tahun mencapai 91, dan tak diketahui usia penderita mencapai 558 kasus.Dari data ini, penderita usia remaja dan produktif cukup banyak. Ini mengkhawatirkan. Sebagian besar remaja menganggap HIV sebagai penyakit yang tak berbahaya. Lebih parah lagi, banyak sekali pemahaman salah terkait HIV/AIDS. Mari kita lihat 5 fakta mengenai HIV/AIDS yang wajib diketahui remaja:
1. HIV tidak pandang bulu
Sejak epidemi HIV dimulai 20 tahun lalu, stereotipe yang beredar di masyarakat tentang penderita HIV yaitu para gay, pemakai narkoba dan para pekerja seks komersial lah yang mendapat label tersebut. Faktanya, semua orang bisa terkena HIV, dari usia tua, muda , kaya, miskin, wanita, pria, maupun anak – anak dan dari berbagai macam profesi.
2. Seks oral tak seaman yang diipikir
Oral seks seringkali dianggap sebagai cara “aman” melakukan hubungan seksual. Faktanya, berdasar penelitian, cairan tubuh yang terinfeksi seperti semen dan sekresi vagina yang mengandung konsentrasi virus HIV tinggi bisa memasuki aliran darah melalui membran mukosa mulut.
3. Jangan cuma khawatir hamil
Banyak remaja percaya, satu – satunya risiko berhubungan seks tanpa proteksi adalah kehamilan. Karena itu dipakailah pil KB, oral seks dan ejakulasi di luar demi mencegah kehamilan. Padahal, banyak hal yang harus dikhawatirkan selain kehamilan, yakni adanya penyakit menular seksual (PMS) seperti sifilis, herpes, termasuk HIV yang bisa mengancam kehidupan.
4. Kadang orang tidak mengatakan sesungguhnya dan kita tidak tahu kenyataannya
Coba Anda pikir sejenak kalimat di atas. Berapa banyak orang yang mengakui bahwa mereka menderita HIV jika ditanya oleh pasangan barunya? Berapa banyak orang yang mengakui kehidupan seksual mereka ketika mereka baru mengenal seseorang? Berapa banyak orang yang benar – benar mengetahui status HIV mereka dan status kesehatan orang – orang yang bersama mereka sebelumnya? Sebuah pernyataan “ partner saya tidak mengidap HIV” hanya bisa diterima jika disertai dengan bukti nyata tes HIV negatif. Tanyalah dengan jelas status HIV mereka dan mintalah mereka melakukan tes sebagai bukti.
5. Belum ada obat untuk si pembunuh
Meski orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa hidup lebih lama berkat obat antiretroviral, obat ini tidak menyembuhkan. Kalau pun obat-obat ini melindungi dari infeksi opportunistik ini bukanlah “jalan pintas” dari infeksi HIV. Obat ini bahkan menyebabkan efek samping seperti diare, kelelahan berlebihan, kemerahan, mual dan muntah.
Jadi, sebaiknya pikirkanlah dahulu sebelum berbuat terlalu jauh dan merusak masa depan Anda, karena HIV merupakan “silent killer”, si pembunuh senyap yang jelas akan membuat anda menyesal di masa depan karenanya.
oleh Dr. Intan Airlina Febiliawanti
“Gunakan Kondom Sebelum Sex”
by det on December 15, 2008
Seperti yang terlihat di spanduk yang mereka bawa, acara bertema “Yang Muda Yang Membuat Perubahan” tersebut diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kota Surabaya dan beberapa LSM: PLAN, Jaringan Peduli AIDS Surabaya, Forum Anak Surabaya dan Wahana Visi Indonesia. Selain itu juga ada LSM asing yang merupakan induk sekaligus donatur Wahana Visi Indonesia, yaitu World Vision International.
Yang sangat disayangkan dari acara tersebut adalah adanya pembagian kondom. Padahal sebagian besar pesertanya adalah pelajar SMP dan SMA. Seorang gadis SMA ketika saya tanya mengaku mendapatkan kondom dari panitia HOTLINE. Beberapa teman yang lain juga mendapat pembagian kondom.
Buat apa membagikan kondom ke anak SMP dan SMA? Mungkin tujuan mereka untuk menunjukkan bentuk kondom sebagai salah satu cara pencegahan AIDS. Namun menurut saya justru kontraproduktif dan sangat berbahaya: pelaku free sex akan terus meningkat!
Apakah kira-kira mereka tidak penasaran untuk mencobanya?
Fakta Tentang HIV dan AIDS
Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.
Apa dan bagaimana HIV/AIDS, berikut ini akan disajikan fakta-fakta seputar HIV/AIDS yang bersumber dari depkes. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.
HIV dapat menular kepada orang lain melalui beberapa sebab. Pertama, hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV. Kedua, Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian. Ketiga, mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV. Keempat, ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) dan teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Sebagian besar (lebih dari 80%) infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahun) terutama laki-laki tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV. Namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.
Tanda-tanda klinis penderita AIDS. Pertama, berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan. Kedua, diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan. Ketiga, demam berkepanjangan lebih dari1 bulan. Keempat, penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis. Kelima, Dimensia/HIV ensefalopati.
Gejala minor antara lain batuk menetap lebih dari 1 bulan. Dermatitis generalisata yang gatal. Adanya Herpes zoster multisegmental secara berulang dan infeksi jamur berulang pada alat kelamin perempuan.
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu:
Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.
Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama.
Pasangan seksual pengguna narkoba suntik serta bayi yang ibunya positif mengidap HIV.
HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko, tidak menggunakan jarum suntik secara bersama-sama dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS. Tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini juga harus diminum sepanjang hidup. Jadi sebaiknya anda harus lebih waspada terhadap penyakit ini. (yz)
Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.
Apa dan bagaimana HIV/AIDS, berikut ini akan disajikan fakta-fakta seputar HIV/AIDS yang bersumber dari depkes. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.
HIV dapat menular kepada orang lain melalui beberapa sebab. Pertama, hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV. Kedua, Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian. Ketiga, mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV. Keempat, ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) dan teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Sebagian besar (lebih dari 80%) infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahun) terutama laki-laki tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV. Namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.
Tanda-tanda klinis penderita AIDS. Pertama, berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan. Kedua, diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan. Ketiga, demam berkepanjangan lebih dari1 bulan. Keempat, penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis. Kelima, Dimensia/HIV ensefalopati.
Gejala minor antara lain batuk menetap lebih dari 1 bulan. Dermatitis generalisata yang gatal. Adanya Herpes zoster multisegmental secara berulang dan infeksi jamur berulang pada alat kelamin perempuan.
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu:
Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.
Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama.
Pasangan seksual pengguna narkoba suntik serta bayi yang ibunya positif mengidap HIV.
HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko, tidak menggunakan jarum suntik secara bersama-sama dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS. Tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini juga harus diminum sepanjang hidup. Jadi sebaiknya anda harus lebih waspada terhadap penyakit ini. (yz)
APA ITU HIV?
Lilin Kenanan | ||
· Apa itu HIV?
· Bagaimana virus HIV bisa menimbulkan rusaknya sistem kekebalan manusia ?
· Dimanakah virus HIV ini berada ?
· Apakah CD4 itu ?
· Apa fungsi sel CD4 ini sebenarnya ?
· Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS?
· Bagaimana HIV menjadi AIDS?
·
HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.
· Bagaimana virus HIV bisa menimbulkan rusaknya sistem kekebalan manusia ?
Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak.
· Dimanakah virus HIV ini berada ?
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain
[ Kembali ke atas ]
· Apakah CD4 itu ?
CD 4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD 4 pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol)
[ Kembali ke atas ]
· Apa fungsi sel CD4 ini sebenarnya ?
Sel yang mempunyai marker CD4 di permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu berada dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia
· Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS?
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala MInor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
· Bagaimana HIV menjadi AIDS?
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
Langganan:
Postingan (Atom)